Gejala impoten pada pria seringnya muncul memasuki usia sekitar 40 tahunan ke atas. Jadi kondisi impoten atau gangguan ereksi ini, turut mempengaruhi langgengnya pernikahan. Karena mempengaruhi hubungan seksual pria maupun pasangannya.
Impoten membuat ejakulasi terhambat ketika berhubungan seksual. Kemudian akan sulit klimaks, hingga akhirnya dapat menurunkan gairah seksual pria. Tingkat kepuasan pria dan pasangannya ketika berhubungan seksual akan terpengaruh karena impoten.
Jika impoten terjadi sesekali, merupakan hal yang biasa. Namun jika terjadi lebih dari tiga bulan, maka membutuhkan perhatian dan penanganan. Lima gejala impoten pada pria berikut bisa muncul bersamaan maupun bertahap:
1. Gairah Seksual Menurun
Faktor penyebab menurunnya gairah seksual terjadi karena masalah mental atau fisik. Masalah mental seperti rasa percaya diri, trauma, krisis kepercayaan, hingga konflik rumah tangga yang tak pernah selesai.
Sedangkan masalah fisik karena merasa sakit ketika hubungan intim, gangguan ereksi, hingga ejakulasi yang tidak terkendali, atau merasa sakit ketika berhubungan intim. Hubungan seksual yang tidak menyenangkan membuat gairah menurun.
2. Penis Sulit Ereksi
Penis harus mengalami ereksi (membesar dan mengeras) saat berhubungan intim. Namun gangguan sulit ereksi atau sulit bertahan ereksi, tak jarang terjadi. Sama seperti halnya gairah, penyebab sulit ereksi terjadi karena masalah mental dan fisik.
Masalah mental dikarenakan otak gagal mengirimkan sinyal yang telah setelah penis menerima rangsangan. Sedangkan secara fisik karena ada penyumbatan darah pada saraf, otot, atau pembuluh darah penis sehingga tidak sensitif terhadap rangsangan.
3. Depresi/ Stres Berkepanjangan
Masalah hidup yang tidak dapat dikendalikan dengan bijak pun, berpotensi mengakibatkan impoten. Depresi/ stres berkepanjangan bisa muncul ketika paranoid/ ketakutan berlebihan pada lingkungan, beban pekerjaan, keuangan, atau masa depan.
Namun ada pula yang depresi/ stres yang muncul karena kuatir performa seksnya tidak memuaskan pasangan. Beban mental ini membuat hasrat seksual hilang. Dibutuhkan pengendalian emosi yang baik, sebelum melakukan hubungan intim.
4. Gangguan Kontrol Ejakulasi
Ejakulasi dini ataupun ejakulasi terlambat pun, merupakan gejala impoten. Idealnya, ejakulasi bisa dikontrol ketika mencapai orgasme (klimaks). Penyebab ejakulasi tidak dapat dikontrol bisa terjadi karena masalah mental dan fisik juga.
Secara mental bisa karena jiwa yang tidak tenang, trauma, rasa rendah diri, ataupun depresi. Sedangkan secara fisik bisa terjadi karena tingkat hormon yang abnormal, permasalahan pada prostat dan uretra, atau karena trauma fisik.
5. Penyakit Yang Diderita
Tidak hanya pada yang obesitas, pria dengan penyakit jantung, hipertensi, permasalahan prostat, ataupun diabetes cepat atau lambat akan mengalami gejala impoten. Begitu juga dengan penderita kolesterol tinggi, tumor otak, atau penyakit saraf.
Tak terkecuali perokok berat, alkoholik, trauma kecelakaan, bekas luka operasi di tubuh, ataupun yang sedang menjalani pengobatan hormon juga berisiko impoten. Penderita penyakit di atas harus berkonsultasi dengan dokter untuk urusan hubungan seksual.
Walaupun tidak berbahaya, gejala impoten pada pria harus ditangani. Pasalnya, tidak hanya beresiko mengancam pernikahan, impoten berdampak buruk secara psikologis. Muncul perasaan tidak layak, rendah diri, hingga menurunkan percaya diri.
Kalau gejala masih ada setelah mengubah gaya hidup, jangan ragu memeriksakan diri secara medis. Dokter akan memberikan perawatan sesuai penyebab gejala impoten. Mungkin konsultasi, terapi seks, obat, atau mungkin operasi.
Jika tidak ingin dibayangi gejala impoten pada pria, mulai pilih gaya hidup sehat. Dengan tidak merokok, stop minuman alkohol, dan mulai mengonsumsi makanan sehat. Selain rutin berolahraga, juga harus cukup beristirahat.