Keputihan merupakan sebuah fenomena alami yang umum dialami oleh perempuan, menjadi bagian dari pengalaman pubertas yang tidak asing bagi mereka. Namun terkadang keputihan tersebut bisa saja berbau busuk. Sebenarnya penyebab keputihan bau busuk ini cukup beragam.
Kejadian ini berulang secara berkala setiap bulan, sering kali terjadi sebelum atau sesudah menstruasi. Namun, perlu diwaspadai bahwa terdapat kondisi tertentu yang dapat mengakibatkan keputihan menjadi tidak normal dan berpotensi mengganggu kesehatan.
Adanya keputihan yang berlebihan dapat menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan pada organ reproduksi perempuan. Oleh karena itu, penting bagi setiap perempuan untuk memahami hal ini dengan baik, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjaga kesehatan reproduksi mereka.
1. Infeksi Jamur
Keputihan dapat dipicu oleh infeksi jamur, terutama oleh spesies Candida albicans. Normalnya, vagina mengandung jamur yang tidak menimbulkan masalah. Namun, jika jamur ini berkembang biak secara tidak terkendali, dapat menyebabkan infeksi dan menghasilkan keputihan yang tidak normal.
Infeksi jamur umumnya ditandai dengan gejala seperti cairan berwarna putih keruh yang kental seperti keju, serta keputihan yang terkadang lebih encer.
2. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri pada vagina, yang dikenal sebagai bacterial vaginosis (BV), merupakan salah satu penyebab keputihan bau busuk pada perempuan. Keadaan ini timbul akibat gangguan keseimbangan antara flora bakteri yang menguntungkan dan berbahaya di dalam saluran vagina.
Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan BV, antara lain praktek seks yang tidak aman (seperti tidak menggunakan kondom dan seringnya berganti pasangan seksual) serta kurangnya perhatian terhadap kebersihan vagina.
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan suatu kondisi infeksi menular yang dipicu oleh parasit yang ditularkan melalui aktivitas seksual. Periode inkubasi dari paparan hingga infeksi diperkirakan berkisar antara 5 hingga 28 hari.
Pada perempuan, trikomoniasis dapat menjadi penyebab keputihan yang memiliki aroma tidak sedap. Gejala lainnya yang mungkin muncul meliputi keputihan dengan warna abu-abu, kuning, atau hijau.
Individu yang aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena trikomoniasis, terutama jika tidak mengikuti praktik seks yang aman, seperti penggunaan kondom.
4. Penyakit radang panggul
Radang panggul merupakan kondisi yang terjadi ketika infeksi bakteri yang ditularkan melalui hubungan seks tanpa penggunaan kondom menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Terdapat berbagai jenis bakteri yang dapat menyebabkan radang panggul, di antaranya adalah gonore dan klamidia yang merupakan yang paling umum.
Awal mula infeksi radang panggul seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak individu yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi. Namun, pada perempuan, radang panggul dapat menimbulkan gejala seperti keputihan yang berlebihan, berwarna tidak normal, dan memiliki aroma yang tidak sedap.
5. Klamidia
Infeksi bakteri Klamidia trachomatis dapat menyebabkan keputihan abnormal dan menular melalui berbagai jenis hubungan seksual, termasuk vaginal, oral, dan anal. Seringkali, gejalanya muncul secara ringan dan tidak selalu terdeteksi secara langsung, sehingga sering diabaikan atau salah diidentifikasi sebagai penyakit lain. Namun, setelah terpapar infeksi selama 1-2 minggu, gejala seperti keputihan yang berwarna kuning dan berbau tidak sedap dapat muncul secara teratur.
6. Radang Leher Rahim (servisitis)
Servisitis, atau peradangan pada leher rahim, merupakan kondisi yang ditandai oleh inflamasi pada bagian bawah rahim yang berdekatan dengan bukaan vagina. Penyebab umumnya adalah infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes genital.
Selain infeksi menular seksual, servisitis juga bisa dipicu oleh alergi terhadap bahan-bahan yang terdapat dalam kondom atau alat kontrasepsi lainnya. Pertumbuhan bakteri yang berlebihan di dalam vagina juga dapat menjadi pemicu servisitis. Meskipun demikian, tidak selalu terdapat gejala yang terlihat saat servisitis mulai berkembang.
Itulah beberapa penyebab keputihan bau busuk yang perlu dikenali. Tentunya dengan adanya berbagai penyebab tersebut, pengguna harus lebih waspada dari pada hal ini.