Apendisitis, atau disebut juga radang usus buntu, merupakan suatu keadaan peradangan yang terjadi pada apendiks atau usus buntu, sebuah organ yang terkait dengan bagian usus besar. Penyebab terjadinya usus buntu ini cukup beragam.
Gejala yang umumnya dialami oleh penderita usus buntu adalah nyeri pada bagian perut kanan bawah. Meskipun dapat menyerang individu dari berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa, namun penyakit ini cenderung lebih sering terjadi pada rentang usia 10 hingga 30 tahun.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor penyebab peradangan pada usus buntu, kita akan mengulas penjelasannya secara lebih terperinci di bawah ini.
1. Gemar Mengonsumsi Makanan yang Dibakar
Adanya risiko yang mengintai pada makanan yang diproses dengan penggunaan arang untuk memberikan warna hitam pada bagian makanan merupakan suatu kenyataan yang perlu disadari.
Dalam proses pembakaran makanan, terdapat kandungan zat karsinogen yang dapat menimbulkan risiko terjadinya kanker dan gejala usus buntu. Contoh makanan yang berpotensi mengandung zat-zat berbahaya tersebut antara lain sate, ayam bakar, dan ikan bakar.
2. Mengonsumsi Daging Kalengan
Adanya berbagai jenis produk daging siap saji di toko-toko memunculkan pertanyaan akan keamanan konsumsinya sehari-hari. Kajian menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap kemungkinan zat-zat karsinogen yang terdapat dalam daging siap saji, yang dapat meningkatkan risiko radang usus buntu.
3. Sering Menahan Kentut
Penyebab terjadinya usus buntu yang selanjutnya yakni sering menahan kentut. Tindakan yang sederhana ini dapat menimbulkan peradangan pada usus buntu.
Fenomena ini disebabkan oleh penahanan gas di dalam saluran pencernaan, yang berpotensi menebalkan dinding usus dan meningkatkan risiko peradangan. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi penahanan gas dengan mengeluarkannya segera.
4. Sering Makan Gorengan
Makanan yang diproses dengan cara penggorengan tidak hanya berpotensi mengandung zat karsinogen, tetapi juga makanan yang dipanggang dapat memiliki dampak serupa.
Karenanya, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang diproses secara panas, dan lebih baik beralih pada opsi memasak seperti merebus atau mengukus untuk menjaga kesehatan tubuh.
5. Jajan Sembarangan
Infeksi usus buntu dapat dipicu oleh kehadiran bakteri patogen seperti Salmonella dan E. Coli, yang dapat bersemayam dalam makanan yang tidak memenuhi standar kebersihan. Karena itu, pola makan yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit radang usus buntu.
6. Adanya Penumpukan Feses yang Mengeras
Sumbatan pada pintu rongga usus buntu, juga dikenal sebagai apendisitis, terjadi ketika terjadi penumpukan feses atau tinja yang mengeras di dalam usus buntu. Usus buntu adalah saluran kecil yang terletak di ujung usus besar dan memiliki ukuran sekitar jari kelingking.
Ketika feses mengeras, mereka dapat menyumbat lubang masuk atau keluar dari usus buntu, yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada organ tersebut. Hal ini dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan infeksi bakteri, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kondisi yang serius dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati dengan cepat.
7. Infeksi Saluran Pencernaan
Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu disebabkan oleh infeksi pada saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya. Usus buntu, juga dikenal sebagai apendiks, adalah sebuah organ kecil yang terletak di ujung kanan bawah usus besar.
Infeksi pada usus buntu umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada saluran pencernaan, yang dapat terjadi karena penumpukan tinja atau pertumbuhan jaringan limfoid yang abnormal.
Itulah terkait dengan penyebab terjadinya usus buntu yang wajib diwaspadai. Tentunya dengan adanya uraian ini, diharapkan akan lebih waspada terkait dengan penyakit ini.